TAKSONOMI
Famili : Araucariaceae
Nama latin : Agathis dammara L. C. Richard
Agathis loranthifolia R.A. Salisbury
Nama
lokal/daerah : damar
(Indonesia); dayungon (Pilipina); kauri (England); kauri pine (Papua New
Guinea); damar minyak (dagang).
DESKRIPSI MORFOLOGI
Pohon besar sekali, tinggi hingga
65 m, diameter hingga 1,6 m. Batang lurus, silindris, tidak berbanir berbanir, cabang
besar sering mencuat ke atas, tidak beraturan. Kulit batang abu-abu muda hingga
coklat kemerahan, mengelupas dalam serpihan besar tipis, berbentuk tidak
beraturan, biasanya bopeng karena resin. Kayu gubal keputih-putihan hingga kecoklatan,
kadang bersemu merah jambu tanpa teras yang jelas. Daun dewasa berhadapan, bundar
telur, panjang 6 – 8 cm, lebar 2 – 3 cm, pangkal daun membaji, ujung runcing,
banyak tulang daun sejajar. Bunga jantan dan betina berada pada tandan berbeda,
pada pohon yang sama (berumah satu). Kerucut betina berbentuk elips hingga
bundar berukuran 6 - 8,5 x 5,5 – 6,5 cm; terdiri dari sayap berukuran 30 – 40 x
20 - 25 mm, berbentuk segitiga kasar, batas bagian ujung membulat, sisinya
rata, panjang 3 – 4 cm, diameter melintang 10 mm. Tangkai dari kelompok atau sebagian
kerucut jantan memanjang hingga 4 mm, bersifat permanen atau menyatu dengan
dasarnya; diameter melintang microsporophyl berukuran hingga 2 mm, bagian ujung
membulat. Kerucut jantan berwarna hijau sampai hijau cerah dan berubah menjadi
coklat saat masak dan pelepasan serbuk sari. Serbuk sari tidak bersayap
berdiameter 20,16 – 50,4 mikron.
PERSEBARAN DAN HABITAT
Daerah penyebaran alaminya
meliputi Papua New Guinea, New Britain, Indonesia (Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya), Philipina, Malaya. Jenis ini umumnya tumbuh
pada dataran tinggi (300 – 1.200 m dpl) dengan kelembaban (3.000 – 4.000
mm/tahun). Temperatur rata-rata tahunan 25 – 300 C. Pada dataran rendah, jenis
ini ditemukan pada tanah berbatu seperti pasir podzolik (pada hutan kerangas),
ultrabasa, tanah kapur, dan batuan endapan. Anakan jenis ini memerlukan naungan
dan memperlihatkan pertumbuhan yang lambat selama tahun pertama. Setelah bebas
dari kompetisi dengan semak belukar, pertumbuhannya menjadi cepat, seperti
terlihat pada sebagian besar hutan hujan primer. Sistem perakaran sensitif terhadap
kekurangan oksigen dan pohon tidak tahan genangan air. Jenis ini ditanam
sebagai hutan tanaman, penanaman sulaman dan reboisasi di berbagai wilayah
sebaran alaminya. Di luar sebaran alaminya, telah di tanam di Jawa. Agathis
memerlukan drainase yang baik dan tumbuh pada kondisi tanah dengan pH 6,0 – 6,5
serta tahan terhadap tanah berat (heavy soil) dan keasaman.
STATUS PERLINDUNGAN
IUCN : Vulnerable
PP No.7 199 : -
CITES :
-
luar biasa
BalasHapussangat bermanfaat